Komisi Anti Korupsi Malaysia Kembali Periksa Najib Razak

Sekilas Berita - Najib Razak yang merupakan mantan perdana menteri dari Malaysia akan kembali diperiksa oleh Komisi Anti Korupsi Malaysia atau MACC hari ini yakni tanggal 24 Mei 2018. Pada hari Selasa, 22 Mei 2018 lalu sendiri, pria 64 tahun tersebut juga sudah menghadap MACC untuk diinterogasi.

Seperti yang dikutip New Straits Times hari Kamis (24/05/2018), pada pukul 09.45 pada waktu setempat, mantan perdana menteri Malaysia tersebut tiba di markas MACC. Bersama dengan pengacaranya, Najib Razak tiba dengan menggunakan Toyota Vellfire warna putih.

Najib Razak diperiksa terkait dengan kasus korupsi yang bernilai miliaran dollar atas dana 1MDB atau 1 Malaysia Development Berhand. Mantan Perdana Menteri ke 6 tersebut diperiksa selama beberapa jam di hari Selasa lalu oleh MACC. Najib Razak diminta menjelaskan perihal transfer yang mencurigakan dimana transfer tersebut bernilai 10,6 juta dollar yang masuk ke rekening pribadinya.

Mohd Shukri Abdull yang merupakan Kepala MACC dalam konferensi pers di hari Selasa lalu mengatakan bahwa Najib Razak dicerca dengan pertanyaan seputar SRC International namun tidak ditahan.

Pada tahun 2011, di bawah pemerintah Najib Razak membentuk SRC International guna mengejar investasi-investasi luar negeri dalam sektor sumber daya energi. SRC International ini sendiri merupakan unit dari 1MDB yang dimana sebelum akhirnya dipindahkan ke dalam Kementerian Keuangan pada tahun 2012 lalu.

Tidak hanya Najib Razak, Xavier Andre Justo yang merupakan mantan direktur dari PetroSaudi International juga turut diperiksa oleh MACC terkait dengan skandal megakorupsi 1MDB. Bagi Justo, ini sudah kedua kalinya dia dicecar pertanyaan dari penyidik MACC.

Dari kabar yang kami himpun, ada kurang lebih 100 wartawan yang datang berkumpul di markas MACC guna melaporkan bagaimana jalannya pemeriksaan terhadap Najib Razak. Skandal dari kasus megakorupsi 1MDB juga tengah diselidik oleh beberapa negara selain Malaysia yaitu Amerika Serikat, Singapura serta Swiss dimana kasus ini uga menjadi perhatian media lokal serta asing, khususnya saat Najib Razak kalah dalam pemilu ke 14 Malaysia 9 Mei lalu.

1MDB merupakan suatu lembaga investasi yang didirikan oleh Najib Razak pada tahun 2009 lalu ketika masih menjabat sebagai Perdana Menteri guna memberikan manfaat untuk rakyatnya. Saat dibentuk, gagasannya yakni 1MDB melakukan sejumlah investasi dalam sebuah proyek di seluruh dunia yang kemudian nanti keuntungannya dikembalikan kepada rakyat Malaysia.

Akan tetapi dalam praktiknya, organisasi yang dibentuk tersebut dituduh menyedot dana dari negara yang masuk ke dalam rekening pribadi Najib Razak serta orang-orang dekatnya.

Pada Selasa lalu, pihak dari Departemen Kehakiman Amerika Serikat telah menyatakan bahwa terkait dengan kasus 1MDB ini akan terus dilanjutkan. Pihak Amerika Serikat juga berharap dengan pihak Malaysia bisa bekerja sama terkait dengan hal ini.